Tepuk tepung tawar secara simbolis dapat dikatakan bertujuan sebagai pelambang untuk mengharapkan berkah dan keselamatan kepada orang yang ditepung tawari sesuai dengan makna -makna yang terkandung di dalam tepung tawar.
Pantun Tepuk Tepung Tawar Prosesi Pernikahan
Awal Bismillah meletak inai
Inai diletak ditelapak tangan
Mari berdo’a beramai- ramai
Semoga pengantin bahagia dan aman
Tepung tawar adat melayu
Pusaka lama sejak dahulu
Untuk memberi do’a dan restu
Bagi pasangan pengantin baru
Harum baunya si bunga mawar
Bunganya indah ditaman pak.... (Sebut Nama Utusan Pihak Laki-Laki)
Bagi memujakan tepuk tepung tawar
Kami persilakan Bapak / Ibu (Nama Yang akan melakukan Tepung Tawar)
Dari Sabang pergi Pemangkat
Orang berlayar mengilir sungai
Tepung tawar memohon berkat
Semoga bahagia kedua mempelai
Orang berlayar mengilir sungai
Perahu ditambat di tiang pelabuhan
Semoga bahagia kedua mempelai
Do’a diminta dari (Sebut nama yang melakukan tepung tawar)
Tepung tawar adat yang lama
Ketiga dengan tepung kenanga
Bapak menawar ibu menjampi
Mohon selamat aman sentosa
Cecah inai kanan dan kiri
Agar majelis tampak berseri
Bahagialah anakda suami isteri
Aman damai sepanjang hari
Masa remaja sudah ditinggalkan
Rumah tangga sudah didirikan
Orangtua jangan dilupakan
Ingat selalu kepada Tuhan
Tepung tawar adat yang lama
Tepung penawar penolak bala
Jika ananda sudah berada
Orang tua yang renta jangan dilupa
Tepung tawar tepung yang asli
Tepung si anak permata hati
Musuh jangan anakda cari
Banyak sahabat pintu rezeki
Tepung tawar satu persatu
Ditepuk berdiri sambil berdo’a
Suami isteri yang suka cemburu
Rumah tangga serasa bara
Kalau tersesat diberi ingat
Bila terlupa sama disapa
Adad hidup bermasyarakat
Berhati lapang berlembut kata.
Tepung tawar diseri balai
Balai ditata berwarna warni
Ananda hidup jangan bercerai
Karena ianya sangat di benci
Berbudi jangan minta dipuji
Menolong jangan minta disanjung
Lapangkan dada bersihkan hati
Supaya hilang angkuh dan sombong
Tepung tawar beretih padi
Tepung ummah si raja sehari
Anak yang soleh perlu dicari
Karena ia permat yang asli
Anak soleh orang yang berbudi
Sikapnya halus berendah hati
Mengumpat mengeji ianya benci
Aib dan malu ia tutupi.
Gelombang besar dilaut kampi
Jangan dicacak kelong bilis
Pertama sekali kami serahkan bunga rampai
Sebagai pengharum dalam majelis
Orang keling menjual kain
Kain dijual Pasar Pekan
Kedua kami serahkan mas Kawin
Seperti apa yang kita janjikan
Cantik sungguh si Rama – Rama
Tidaklah siburuk si ulat bulu
Mas kawin awak kami terima
Tetapi kami hendak periksa dulu
Kuah menguah kuah lakes
Sedap dimakan di hari pagi
Mas kawin sudah diperiksa
Kami rasa tak salah lagi
Anak raja berbaju satin
Hendak berlayar ke tanjung Balai
Setelah Mas kawin ada yang lain
Tanda mata untuk mempelai
Tanjung periok berkarang lokan
Lokan dimasak karibersantan
Semua antaran sudah kami serahkan
Anak kami tolonglah dinikahkan
Sayur rampai daun selasih
Hendak dipakai membsuh ikan
Kami ucapkan terima kasih
Kepada tuk kadi minta dinikahka
Batang selasih berbunge lalang
Batang kecubung ditepi paya
Menantu kasih mertua pun sayang
Orang sekampung menumpang suka.
Ruak – ruak mandi dipaya
Sangkar di buat belum berpintu
Emak beruntung bapakpun suka
Kawin anak cepat bercucu
Tepung tawar selesailah sudah
Inai pun telah napak memerah
Telah di bilas dengan do’a
Telah disaksikan sekalian ada.
Pantai penaah lautnya dangkal
Banyak nelayan melabuh sampan
Jika ada silap dan janggal
Mohonlah kami dapat dimaafkan. (Riaudailyphoto.com, 2011)