Menurut sejarah, Panglima Minal lahir ± pada tahun 1609 M dan wafat pada usia 91 tahun sekitar 1700 M. Pada zaman pemerintahan Sultan Siak Jalil Rahmad Syah, berawal dari tragedy kekacauan oleh perampok / bajak laut atau lanun yang merajalela di perairan Selat Bengkalis terutama Tanjung Kongkong sampai Tanjung Jati.
Kekhawatiran serta kewalahan para Panglima yang ada di kerajaan Siak pada saat itu dalam menghadapi kekacauan yang dilakukan para bajak laut. Sultan Siak Jalil Rahmad Syah mengeluarkan titah kepada masyarakat bahwa, barang siapa yang dapat menumpas para lanun / perampok yang berleluasa di laut perairan Selat Bengkalis, Sultan berjanji akan melantiknya menjadi Panglima Kerajaan.
Mendengar titah Sultan Siak itu seorang pemuda yang bertubuh kekar, perkasa dan berjambang yang bernama Minal diam-diam menyanggupi titah Sultan untuk menumpas para lanun yang membuat keonaran tersebut.
Minal melakukan penyisiran di perairan Selat Bengkalis dengan menggunakan perahu kecil, di suatu wilayah Minal bertemu dengan tongkang si bajak laut, disitulah Minal bermula memperkenalkan taringnya sebagai wira, membuat para lanun menjadi kecut menghadapi Minal yang tidak meminta perkelahian melainkan hanya meminta beberapa batang paku yang berukuran 5 inchi beberapa batang, apabila para si bajak laut itu mendengar permintaan Minal, mereka segera memenuhi permintaannya.
Setelah Minal menerima beberapa batang paku besi lima inchi tersebut, lalu melahap habis paku tersebut kemudian Minal meludahkan air liurnya kehadapan para lanun itu, mereka tak berkutik ketakutan dan menyerah kepada Minal dan berjanji tidak akan membuat keonaran di selat Bengkalis. Semua lanun digiring oleh Minal ke Siak dan dipersembahkan kepada Sultan Siak, dikeranakan jasanya itulah maka Sultan Siak mengangkat Minal menjadi panglima kerajaan yang menjaga pesisir pulau Bengkalis.
Selain menghadapi dan menaklukkan para lanun Panglima Minal diuji menghadapi para Panglima Kerajaan terdahulu seperti :
1. Panglima Megat Alam
2. Panglima Emping Bermintah
3. Panglima Kenaik
4. Panglima Tunggang
5. Panglima Nayan (Rupat)
6. Panglima Muhammad (Kubu)
7. Panglima Hasyim (Kubu)
Panglima Minal juga mendapat ujian dengan cara ditembakkan meriam ke dadanya tapi peluru itu berhenti tepat beberapa jengkal di depannya, tidak menembus badan Panglima Minal, peluru tersebut jatuh di kakinya. Dengan terjadinya kejadian itu, Sultan Siak benar-benar takjub dan yakin akan kehandalan Panglima Minal. Setelah melalui semua ujian, Panglima Minal dinobatkan untuk memimpin keamanan wilayah perairan pesisir Pulau Bengkalis dan ditugaskan untuk menumpaskan kepala perampok yang bernama si Megat Hitam yang merajalela merampok dan menculik para anak dara di desa Senggoro.
Melihat kejahatan Megat Hitam,Panglima Minal tidak tinggal diam dan dia berusaha menghapuskan kepala perampok tersebut. Perkelahian tak terelakkan, ternyata Magat Hitam mempunyai ilmu kekebalan yang cukup tinggi sehingga sangat sulit untuk dibunuh. Panglima tidak kehabisan akal, ia menunggu kesempatan yang baik, ketika Megat Hitam melompat dan kakinya tidak sampai ke tanah, Panglima Minal pun menancapkan pedang ke leher Megat Hitam dan memisahkan kepala dan badannya, dengan seketika Megat Hitam pun tewas. Kepalanya dibuang ke Bukit Batu sementara badannya berada di Bengkalis tepatnya di Desa Senggoro.
Panglima Minal mempunyai 7 orang istri, dari Suku Gasib, dan dari Suku Duyun serta Buyud (istri) beliau dari Burk Bakul dan ahli warisnya masih bayak terdapat di Bengkalis. Makam Panglima Minal terdapat di Jalan Panglima Minal Desa Air Putih Bengkalis.